"Aku mengingat semua hal tentang kita, aku mengingat semua hal yang kau lupa tentang perjuangan kita tanpa satupun dapat ku lupakan. Kamu tau hatiku rapuh dan hancur bila tanpamu"
Aku mencintaimu, masih seperti dulu yang aku rasakan. Semua hal yang telah kita jalani bersama tak luput dari benakku. Aku masih menyimpan hangat semuanya, tapi aku yakin kau sudah melupakan itu semua. Bisakah kita mengulang apa yang telah kita lalui, dalam satu hari saja? Aku sangat merindukanmu, tapi apadaya aku tak mampu mengungkapkan apa yang telah aku pendam selama ini. Sampai akhirnya kau bersamanya, hangat dan sangat mesra. "kau lihat aku disini sendiri terpuruk didalam sepi, sementara dirimu didepan mataku kau umbar kebahagiaan bersama dia" Perih. Perih rasanya saat kamu bersamanya, kau ingkari janji suci yang telah terucap. Seperti itulah gambaran yang telah terjadi, dirimu yang dulu selalu menemani sudah tak lagi aku rasakan. Selama aku menyimpan perasaan ini, selama itu pula aku bersahabat dengan air mata. Aku memang sangat menyayangimu, tapi aku bisa apa? Memaksamu untuk membalas perasaan yang aku rasakan? Tidaklah, aku tidak sekejam itu. Harapan untuk kembalipun sudah tidak terlihat, mungkin memang ini jalanku untuk memendam segala bentuk perasaanku yang memuncak kepadamu. Tapi suatu hari aku akan mengatakannya, karna kamu memang yang pertama yang mampu memasuki hati ini hingga ke tulang rusukku. Harapan terbesar hidup ini adalah bersamamu, tapi jika harapan terbesarmu adalah bersamanya. Aku rela. Dan aku tidak takut membiarkanmu bahagia dengan orang lain, tapi aku tidak akan membiarkan kamu tidak tahu bahwa aku bahagia bila bersamamu. -십 구-
Selasa, November 04, 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar