Selasa, November 04, 2014

Hanya satu hari.

"Aku mengingat semua hal tentang kita, aku mengingat semua hal yang kau lupa tentang perjuangan kita tanpa satupun dapat ku lupakan. Kamu tau hatiku rapuh dan hancur bila tanpamu"
Aku mencintaimu, masih seperti dulu yang aku rasakan. Semua hal yang telah kita jalani bersama tak luput dari benakku. Aku masih menyimpan hangat semuanya, tapi aku yakin kau sudah melupakan itu semua. Bisakah kita mengulang apa yang telah kita lalui, dalam satu hari saja? Aku sangat merindukanmu, tapi apadaya aku tak mampu mengungkapkan apa yang telah aku pendam selama ini. Sampai akhirnya kau bersamanya, hangat dan sangat mesra. "kau lihat aku disini sendiri terpuruk didalam sepi, sementara dirimu didepan mataku kau umbar kebahagiaan bersama dia" Perih. Perih rasanya saat kamu bersamanya, kau ingkari janji suci yang telah terucap. Seperti itulah gambaran yang telah terjadi, dirimu yang dulu selalu menemani sudah tak lagi aku rasakan. Selama aku menyimpan perasaan ini, selama itu pula aku bersahabat dengan air mata. Aku memang sangat menyayangimu, tapi aku bisa apa? Memaksamu untuk membalas perasaan yang aku rasakan? Tidaklah, aku tidak sekejam itu. Harapan untuk kembalipun sudah tidak terlihat, mungkin memang ini jalanku untuk memendam segala bentuk perasaanku yang memuncak kepadamu. Tapi suatu hari aku akan mengatakannya, karna kamu memang yang pertama yang mampu memasuki hati ini hingga ke tulang rusukku. Harapan terbesar hidup ini adalah bersamamu, tapi jika harapan terbesarmu adalah bersamanya. Aku rela. Dan aku tidak takut membiarkanmu bahagia dengan orang lain, tapi aku tidak akan membiarkan kamu tidak tahu bahwa aku bahagia bila bersamamu. -십 구-

Senin, Oktober 27, 2014

Belajar Melepaskan.

Aku tertunduk disini. Sepi. Sendiri. Teringat semua tentang kita, semua yang telah kita lalui, semua yang sempat kita genggam bersama. Dan satu rencana kedepan menuntun masa depan bersama, namun semua itu musnah seketika. Seketika aku kehilangan sosok yang sangat aku rindukan, sosok yang selalu aku nantikan kehadirannya; aku kehilanganmu. Apa kabarmu? Apakah kau baik - baik saja? Apakah kau merasa lebih baik setelah tanpa diriku? Aku tidak. Aku terlalu rapuh untuk menjalani semua ini sendiri, satu persatu cobaan dalam hidup datang menghampiri. Dan satu persatu pula aku harus menyelesaikannya sendiri tanpa dirimu, semua terasa berat tapi aku harus melakukannya. Aku rasa kau sudah bahagia bersama dengannya, apa iya? Aku hanya bisa mengucapkan selamat setelah apa yang sudah kamu raih, sungguh ini menyakitkan melihatmu dengannya tapi ini harus. Cukup bagiku menantimu kembali kepadaku karena memang itu 'tak mungkin, cukup bagiku untuk berangan kembali bersamamu, dan cukup bagiku menyimpan rasa ini kepadamu. Terimakasih kamu sudah menyadarkanku bahwa cinta ini ada namun tidak harus memiliki,

Senin, Juli 14, 2014

Sebelum sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi.

Jadi beberapa tahun lalu aku punya kisah yang hingga kini tak bisa aku hapus dari benak ini, memang semua telah berlalu tapi masih ada yang janggal dalam hati ini. Rasa masih ingin memiliki ini kembali lagi, iya ingin memiliki dirinya yang sudah lama aku rindukan dan terpendam sampai di ujung ruang hati. Apa kabar dia? Apakah dia masih mengingatku? Atau sudah melupakan semua yang terjadi antara kita? Hingga detik ini aku masih bertanya-tanya mengapa ia meninggalkanku secepat itu, apa ada yang lebih cantik daripada aku? Atau mungkin dia hanya ingin mempermainkanku? Entahlah, semua jawaban dari pertanyaan hatiku itu tak akan terjawab hingga ajal menjemputku.