Satu hal yang membuatku selalu bertahan, karena aku mencintaimu. Karna aku takut kehilanganmu, sebegitu besar perasaanku padamu apakah tak kau rasakan juga? Jujur ini berat menanggung semuanya sendirian, menanggung kesedihan ini sendiri. Aku merasa kehilangan, tapi kamu tidak. Lihatlah, aku selalu berjuang, sementara kamu; datang dan pergi sesukanya. Pernahkah kau terbesit sedikit saja tentangku? Tentang perasaan yang sudah aku perjuangkan untukmu, apa pernah kau menyadari jika aku menunggu kehadiranmu disetiap kala kita tak mampu berjumpa? Menyadari bahwa aku juga ingin kau perjuangkan, menyadari bahwa aku sangat membutuhkanmu. Apa semua itu pernah ada dalam benakmu? Sungguh menyakitkan menyadari jika kau tak berniat sedikitpun memperjuangkan aku. Aku tak tahu harus menceritakan apa yang aku alami saat ini karena aku yakin mereka-pun tak mengerti hati ini.
Selasa, September 03, 2013
Jumat, Juni 07, 2013
Entah apa yang aku rasakan.
Entah mengapa ada yang berbeda pagi ini, sedikit muram untukku. Menangis sepanjang malam tak membuatku bisa lebih bahagia pagi ini, menangis sepanjang malam tak membuat hati ini menjadi lebih baik. Sedih rasanya, hanya kata itu yang ada dibenakku. Ada rasa lain yang sedang aku rasakan, tapi aku tak tahu harus menyebutnya dengan kata apa; aneh. Sesungguhnya akupun tak mengerti apa yang aku rasakan, merasa tak ada lagi kehangatan. Hanya rasa kehilangan yang aku terima, kehilangan apa aku juga tak mengerti. Aku hanya ingin menangis dan menangis sepanjang waktu, menangisi sesuatu yang akan hilang sebentar lagi. Aku takut akan adanya perubahan, aku terlalu terlena dengan bayanganmu. Mungkin kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakit ini menusuk hati dan meruak keseluruh tubuh; perih rasanya. Akupun tak berhasil meyakinkanmu akan sakitnya hati ini, kau terus mengabaikanku. Apa kau tahu rasanya? Entahlah, mungkin kau belum pernah merasakan membatalkan seluruh acaramu untuk seseorang yang telah terlebih dahulu berjanji padamu. Namun sosok yang sudah berjanji mengabaikan tekadmu yang sudah bulat untuk memenuhi janjimu padanya. Sakit hanya itu yang mungkin kau pahami, mungkin kau bisa mengatakan lain hari. Namun, aku yang menunggumu merasa tak penting lagi. Lebih baik tak pernah berjanji jikalau aku tahu hasil dari semua penantianku harus dibayar dengan perihnya hati ini. Akupun tak tahu harus bercerita kepada siapa lagi, aku hanya tak mau terlihat lemah didepanmu dan teman-temanku. Aku hanya tak mau mereka tahu bagaimana hati ini mengkerut dan kering. Memasang wajah bahagia untuk menutupi semuanya tidaklah mudah. Kau tahu, aku sedikit trauma akan semuanya. Semuanya..... Jika memang itu yang membuatmu bahagia, akan mengabaikan semua yang aku anggap penting tapi kamu tidak aku harus terima. Setidaknya kamu bahagia dengan mereka bukan aku, aku sadar aku tak mampu membuatmu bahagia lagi. Aku hanya pecundang yang mencari entah kemana kebahagiaan itu bersembunyi. Air mata ini tak dapat lagi terbendung, aku berusaha melupakan semua yang telah terjadi. Memang kecil, tapi sangat besar pengaruhnya terhadap ingatanku. Jika suatu hari aku sudah tak lagi mendampingimu, apakah kamu akan berjanji tak melukai seseorang yang telah berkorban untukmu tak kau sakiti hatinya lagi? Seseorang yang sudah rela berkorban untukmu didepan siapapun, dia lah orang yang sangat peduli denganmu. Apakah masih kau mau melukai seseorang yang sangat peduli denganmu?
Senin, April 29, 2013
Ketika Itu....
Saat yang aku nantikanpun telah tiba, aku bisa bertemu dengannya lagi setelah sekian lama tak berjumpa. Aku merindukan suaranya, canda dan segala tentang dia. Hmm... Aku sangat menyayanginya, dengan semangat '45 aku sudah siap dengan pakaian pergiku yang sudah rapi aku persiapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya aku sudah membayangkan apa yang akan terjadi aku sangat ingin memeluknya. Walaupun waktu jam yang ditentukan olehnya masih satu setengah jam lagi aku sudah sangat siap untuk bertemu dengannya, sesungguhnya aku sangat merindukannya. Apakah yang terjadi nanti ya, aku sudah lama tak digenggam tangannya oleh dia, aku sudah tak mengingat bagaimana hangat dekapannya, akupun sudah tak ingat bagaimana manis kecupannya. Sekian lama tak bertemu itulah yang aku rasakan, hampa dan kosong.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 saatnya aku harus meluncur disebuah Mall ternama untuk bertemu dengannya, ketika aku sampai di Mall aku langsung BBM dia menanyakan keberadaan dia dimana tapi dia belum membalas dan aku menunggu disebuah cafe yang cukup terkenal. Setengah jam sudah berlalu tapi dia tak kunjung datang aku hanya bergumam mungkin dia terkena macet di jalan, namun sudah satu jam dia tak kunjung datang juga dan aku terpaksa untuk menelfonnya tapi suara dering hp itu sudah berada disebelahku. Tanpa basa-basi aku langsung menoleh ke arah suara ponsel itu, dan itu DIA! Sangat tampan gumamku, namun dia menggandeng perempuan lain bersamanya.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 saatnya aku harus meluncur disebuah Mall ternama untuk bertemu dengannya, ketika aku sampai di Mall aku langsung BBM dia menanyakan keberadaan dia dimana tapi dia belum membalas dan aku menunggu disebuah cafe yang cukup terkenal. Setengah jam sudah berlalu tapi dia tak kunjung datang aku hanya bergumam mungkin dia terkena macet di jalan, namun sudah satu jam dia tak kunjung datang juga dan aku terpaksa untuk menelfonnya tapi suara dering hp itu sudah berada disebelahku. Tanpa basa-basi aku langsung menoleh ke arah suara ponsel itu, dan itu DIA! Sangat tampan gumamku, namun dia menggandeng perempuan lain bersamanya.
Jumat, April 26, 2013
Diari Mika
Hai nama aku Mika aku lahir disebuah kota ternama 17 tahun yang lalu pada tanggal 20 Desember. Aku terlahir disebuah keluarga yang sederhana yang penuh cinta dan kasi. Hari ini aku hanya ingin bercerita tentang kehidupanku, entah harus berawal dari mana lebih baik aku awali sejak duduk dibangku SMA. Saat aku baru saja diterima oleh salah satu sekolah favorit ya pasti perasaan itu sangat bahagia, aku dapat menyaingi lebih dari 1000 orang yang mendaftar disana dan aku terdapat di dalam 30 besarnya. Sebulan lebih aku sudah bersekolah aku dapat memahami teman-teman dalam satu kelas, ada yang annoy' bgt ada juga yang seru abis semua orang di kelasku berbeda-beda sampai cara mereka ribut di kelaspun berbeda.
Senin, April 22, 2013
Terimakasih Tom kau memberiku luka namun kau mengajariku untuk kuat menjalani hidup.
Sudah sebulan lebih ini aku sedang dekat dengan seorang artis, ia adalah salah satu personil Boyband yang terkenal di Indonesia saat ini. Sebut saja namanya Tom, dia memang baik padaku namun tidak sedikit dari fansnya menyukaiku. Entah apa alasannya akupun tak mengerti, sering kali Tom menjelaskan padaku agar tak memperdulikan fansnya yang fanatik itu. Terkadang ia pun kewalahan dengan sikap para fansnya, seakan dirinya hanyalah milik mereka seorang tak satupun wanita boleh mendekatinya; kasihan.
"Kamu mau gak nonton konser aku di bandung?" tanyanya.
"Kapan? Dimana? Aku tidak ada teman, katamu aku harus merahasiakan hubungan kita ini dulu" jawabku.
"Lusa, nanti aku kasi tiketnya ya. Iyasih, tapi aku sudah tidak tahan harus menututupi semua ini. Jika kamu bersedia aku bisa memberi tahu pada fansku kalau kamu hanyalah teman dekatku sampai sekarang ini. Maafkan aku karena popularitasku kamu jadi menderita seperti ini" kata Tom dengan nada menyesal.
"Tak apa, lagi pula aku yang memilih jalan ini. Aku yang menetapkan pilihanku padamu, namun aku perlu waktu menyesuaikan semua ini bersamamu dan para fansmu. Baiklah aku akan datang, tapi ketika kamu di atas panggung aku mau berada di kursi penonton ya. Agar tak ada fansmu yang curiga tentang kita" jawabku sambil tersenyum.
"Baik, akan aku laksanakan perintahmu Tuan Putri" dengan nada bercandanya.
Sabtu, April 20, 2013
Apa Kabarmu Sayang?
"drrtt...drrtt..." begitulah suara getaran handphone yang membuatku terbangun.
"Siapa sih SMS pagi-pagi buta begini" omelku sendiri.
-Pesan-
From: Sayang.
Hai, selamat pagi sayang. Aku tunggu disekolah nanti ya. Sampai bertemu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Loh ada apa ini? Kenapa dia menungguku? Bukankah kita beda sekolah?" heranku bertanya pada hati.
Jam pun menunjukan pukul 6.55 saatnya aku harus berangkat ke sekolah, dengan penuh tanda tanya ada apa dia menungguku di sekolah. Sesampai di sekolah aku mencari-cari sosok yang menungguku sejak tadi, namun nihil batang hidungnya pun tak terlihat dengan rasa sedih pun aku kembali ke kelas.
"Kriinggg,,,,,krriingggg" bel tanda pulang sekolah berbunyi, menandakan saatnya aku harus kembali ke rumah.
"Hmmm, kemana dia? Bukankah dia seharusnya ada disini? Mengapa dia tak kunjung terlihat?" tanyaku dalam hati.
Langganan:
Komentar (Atom)